Senin, 06 Januari 2014

Pencemaran Bumi Dari Berbagai Aktivitas Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Bumi kita ini tidak akan bertahan selamanya, sedangkan kita bergantung pada bumi untuk bertahan hidup. Kita akan binasa semuanya apabila bumi hancur oleh berbagai sebab. Kedengarannya menakutkan sekali, tetapi kita perlu menyadari bahwa sumber daya bumi terbatas. Penggunaan sumber daya bumi secara serampangan seperti sekarang ini, bisa menyebabkan kehidupan manusia berakhir dalam kehancuran.
Para ilmuwan berspekulasi mengenai perubahan-perubahan komposisi bumi, apakah itu tentang pemanasan global atau sumber daya mineral yang sudah mulai merosot. Marilah kita mengamati bagaimana kita secara perlahan namun pasti menuju kepada kehancuran yang dibuat oleh tangan kita sendiri.
            Kita sudah melihat fakta-fakta ‘menyeramkan’ mengenai dampak pemanasan global. Sekarang pertanyaannya, adakah solusinya ??? Sebenarnya kita tidak perlu perubahan yang radikal untuk menyelamatkan bumi kita ini. Cukup merubah beberapa kebiasaan yang dapat mengerem laju perubahan iklim, yang pada akhirnya dapat menghemat uang kita, tetapi terlebih penting adalah kita dapat mewariskan tempat tinggal yang lebih baik kepada anak cucu kita.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah masa depan kita dan bumi yang kita diami?
2.      Apa fakta-fakta yang membuat masa depan Bumi mengkhawatirkan?
3.      Apa langkah dalam menyelematkan Bumi kita?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja penyebab masa depan bumi yang mengerikan
2.      Untuk mengetahui tindakan atau langkah apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah kerusakan bumi dari sekarang


BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Depan Bumi Yang Kita Diami
            Salah satu fenomena yang sekarang sedang terjadi adalah global warming, fenomena ini bukan lagi suatu opini tapi merupakan realitas yang mengancam masa depan bumi. Pemanasan bumi secara global disebabkan adanya efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah proses terperangkapnya sinar infra merah di atmosfer karena adanya gas-gas rumah kaca seperti metana, karbondioksida, nitrous oksida, ozon, CFCs dll. Secara alami gas-gas ini sudah ada dengan sendirinya sebagai penghangat bumi, tetapi seiring dengan dimulainya era industrialisasi volume gas-gas ini terus terakumulasi di atmosfer tanpa bisa dinetralisir oleh proses alamiah. Di masa sebelum era industrialisasi dan masih banyaknya hutan di bumi sebagian CO2 dinetralisir dalam proses fotosintesis tanaman.
Pada tanggal 7-18 Desember 2009 para pemimpin dunia, para aktivis lingkungan dan lembaga-lembaga terkait akan berkumpul di Copenhagen, Denmark untuk merumuskan suatu draft yang diharapkan bisa membatasi efek pemanasan global. Draft ini diharapkan bisa menggantikan protokol Kyoto yang akan berakhir tahun 2012. China dan Amerika adalah dua negara penghasil CO2 terbesar saat ini, sehingga komitmen dari dua negara ini akan mempengaruhi masa depan planet bumi.
            Mengurangi emisi CO2 bagi negara industri memang seperti simalakama yang akan mengurangi laju industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai gambaran berdasarkan data yang dirilis US Department of Energy's Oak Ridge National Lab, China yang terus mengembangkan industrinya menghasilkan penambahan 490 Mega ton CO2 dari tahun 2007 ke 2008. Pada tahun 2007 China menghasilkan sekitar 3 Giga ton CO2.  Menurut Gregy Markind sejak tahun 1982 karbondioksida yang sudah dikeluarkan ke atmosfer karena proses industrialisasi sekitar 715,3 triliun ton. Sejak era industrialisasi konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat dari 280 ppm menjadi 387 ppm dan membuat suhu bumi naik sekitar 2 C. The UN Intergovernmental panel on Climate Change memprediksi pada tahun 2100 suhu bumi akan naik sekitar 4 C dibanding sekarang. Efek yang sudah dirasakan saat ini antara lain terus mencairnya lapisan es abadi di berbagai pegunungan, dan menipisnya lapisan es di Antartika sampai sekitar 40 persen dalam 40 tahun terakhir dan naiknya permukaan air laut tiga kali lebih cepat, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan berbagai bencana di seluruh permukaan bumi.
            Lalu adakah hubungan antara pemanasan global dengan gempa besar? Hal ini masih menjadi perdebatan, tapi ada suatu pendapat yang menyatakan jika es di kutub terus mencair, maka volume air di lautan akan semakin bertambah, hal ini menyebabkan tekanan air ke dasar permukaan lautan semakin besar. Jika perut bumi banyak berongga yang diakibatkan oleh eksplorasi minyak, gas dan bahan tambang lain, maka rongga ini akan pecah dan menyebabkan gempa yang akan memicu gempa lain yang lebih besar yang disebabkan pergerakan lempeng antarbenua.
Beberapa solusi untuk mengatasi global warming sudah dilakukan. Misalnya saja usulan oleh ilmuan untuk menyimpan sejumlah besar gas sulfur di stratosfer bumi, strafosfer berjarak antara 10-50 km dari permukaan bumi. Konsepnya gas sulfur diharapkan bereaksi dengan uap air dan membentuk awan asam sulfat yang nantinya dapat memantulkan kembali sinar matahari yang menuju bumi. Tetapi konsep ini mempunyai banyak kelemahan antara lain karena asam sulfat yang membahayakan kehidupan di bumi itu sendiri. Solusi lain yang diusulkan adalah dengan pembentukan garam NaCL di troposphere dengan cara menyemprotkan air laut ke angkasa. Konsep ini juga ditujukan supaya garam NaCl yang terbentuk bisa menghalangi sebagian sinar matahari yang mengarah ke bumi. Konsep lain bahkan lebih radikal yaitu dengan menempatkan banyak piringan-piringan kecil diluar angkasa untuk mengurangi sinar matahari yang menuju bumi.
            Pencemaran bumi dari berbagai aktivitas manusia memang sulit dihentikan dan inilah yang menyebabkan bumi kita dalam bahaya jka tidak segera diatasi. Bagaimanapun dengan proses-proses pencegahan yang sudah dilakukan diharapkan perusakan bumi bisa diperlambat. Selain komitmen yang kuat dari negara-negara industri yang akan merumuskan masa depan bumi di Copenhagen pada Desember nanti, kita juga dapat menyumbangkan solusi sederhana yaitu dengan menanam pohon. Jika dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, 50% nya menanam satu atau dua pohon tentu akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam penyerapan karbondioksida dan mengurangi beban bumi dari kerusakan yang lebih parah.

1.      Pemanasan global adalah satu peristiwa yang tak bisa dielakkan yang mempengaruhi kondisi iklim di bumi. Badai yang menghancurkan, gelombang air pasang, tsunami dan kelaparan akibat kekeringan akan terus berlanjut meskipun usaha-usaha untuk mengendalikan polusi dan kerusakan lingkungan telah dilakukan. Bumi berusaha untuk terus eksis dengan melakukan perbaikan alami, tetapi kita manusia akan menerima akibatnya dikarenakan proses perbaikan itu sangat dahsyat dan tidak terkendali
2.       Peningkatan kecil rotasi bumi diakibatkan ketidakseimbangan isi kandungan perut bumi yang terkuras, bisa mempengaruhi kita dengan berbagai cara. Banjir dahsyat yang menenggelamkan segalanya, atau gletser-gletser yang menghilang selamanya. Itu bisa berarti kekurangan air, pangan dan merajalelanya penyakit serta meluasnya kelaparan.
3.      Terjadinya perubahan pola peruntukan tanah, di mana sekarang lebih banyak orang-orang hidup di kota-kota besar dibanding dengan di daerah pedesaan. Kota-kota penuh sesak sehingga harus memperluas areal untuk perumahan ke wilayah pedesaan dengan mengorbankan tanah pertanian. Kota besar yang kumuh dan kotor mengganggu kesehatan manusia dan menimbulkan bibit-bibit penyakit baru.

4.       Produksi minyak mengalami peningkatan tahun 2008 dan 2018 akan mencapai puncaknya, dan itu berarti awal dari penurunan. Ini bisa menjadi pencetus suatu resesi energi global, konflik antar negara yang memperebutkan lahan minyak dan juga sumber makanan. Minyak sangat penting bagi setiap bangsa untuk melanjutkan aktivitas produksinya, termasuk pertanian dan peternakan. Kedepannya, menipisnya kandungan minyak di bumi bisa mempengaruhi hidup seluruh manusia di bumi secara signifikan.

5.      Mobil mempunyai andil sebesar 3/4 dari semua gas buang yang dipancarkan alat transportasi. Sejak saat ini, dunia akan dipenuhi lebih dari satu milyar mobil yang berkeliaran di jalan-jalan di tahun 2030 dan akan bertambah hingga satu milyar lagi di tahun 2050. Hal berhubungan dengan 75% peningkatan CO2 selama setahun di atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas bumi dan batu bara), sedangkan sekitar 20% CO2 yang memasuki atmosfer bumi berasal dari pembakaran BBM pada mesin-mesin kendaraan bermotor, selebihnya 80% emisi CO2 bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil oleh mesin pembangkit tenaga listrik.

6.       Karena peningkatan suhu udara akibat meningkanya kadar CO2, maka sedikit uap air bertahan di udara untuk membentuk awan. Hal ini berarti hujan akan menjadi lebih sedikit, dan secara langsung berakibat hasil produksi pertanian juga menurun. Akan terjadi di sekitar tahun 2020 di mana terjadi suatu periode yang sulit dan air bah tiba-tiba meningkat di semua bagian dari benua Eropa, karena mencairnya es di Kutub Utara. Sedangkan populasi penduduk bumi akan mencapai 7,7 milyar orang.

7.      Sejak Hari Bumi yang pertama tahun 1970 hingga awal millennium baru, manusia telah membuat peningkatan emisi (gas buang) rumah kaca sebesar 70%.

8.       Atmosfer bumi sekarang mengandung 40% lebih banyak CO2 dibandingkan dengan di awal Revolusi Industri.

9.       Hasil pembakaran bahan bakar fosil dewasa ini menambah hampir 6 milyar ton CO2 ke dalam atmosfer bumi setiap tahunnya. Hanya separuhnya yang diserap oleh hutan-hutan dan samudera.

10.  Hutan hujan pernah meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa sekitar 6% dan menurut perkiraan para ahli hutan hujan yang tersisa itu akan habis dikonsumsi kurang dari 40 tahun. 1 sampai 1,5 hektar hutan hujan lenyap setiap 1 detik sebagai konsekuensi tragis pembangunan di negara-negara industri dan berkembang.

11.  Hampir separuh dari semua jenis flora, fauna dan mikro organisme akan musnah atau pasti terancam kepunahan dalam seperempat abad ke depan disebabkan oleh penebangan hutan-hutan hujan.

12.  Perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman, hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan. Atau sama dengan 50.000 jenis setiap tahunnya. Seiring dengan lenyapnya spesies-spesies di hutan hujan, demikian juga dengan berbagai macam pengobatan penyakit-penyakit yang mengancam hidup manusia. Sekarang ini, 121 obat-obatan yang dijual ke seluruh dunia berasal dari tanaman obat-obatan. Sementara itu 25% dari perusahaan obat-obatan di Barat mengambil bahan dari ramuan tanaman dari hutan hujan, dan lebih sedikit 1% dari pohon-pohon dan tanaman-tanaman tropis ini telah diuji coba oleh para ilmuwan.

13.   Penebangan hutan yang merajalela sekarang ini menyumbang 20% polusi pemanasan global diakibatkan oleh terhambatnya penyerapan kembali CO2.

14.  Wabah penyakit terus bertambah baik ragam maupun jumlahnya karena polusi udara, air dan tanah meningkat, terutama sekali terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah.
15.   Di tahun 2030 sekitar 18% dari gugusan karang laut akan lenyap karena perubahan iklim dan lingkungan. Dalam 2030 ini populasi penduduk dunia akan mencapai 8,3 milyar.
16.   Tahun 2040 laut di Kutub Utara akan mengalami musim panas yang pertama tanpa es.

17.  Karena menghilangnya gletser dan terjadi musim kering yang panjang, produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air akan berkurang.

18.  Luas padang pasir di permukaan bumi mengalami peningkatan disebabkan menaiknya suhu bumi. Pada akhir tahun 2007, Australia kehilangan 25% produksi pangannya karena hal ini.
19.  Kadar karbon monoksida (CO) di atmosfer bumi terus meningkat.

20.  Efek berbahaya dari aktivitas manusia dapat mempengaruhi sistem global dengan cara yang negatif. Perang, sebagai contoh, dapat menghancurkan bumi dalam berbagai jalan; pembunuhan massal, berkembangnya kelaparan dan penyakit, pembakaran bahan bakar fosil secara besar-besaran oleh mesin-mesin perang, termasuk juga pembabatan hutan dan pengambilan batu-batuan dan tanah untuk perbaikan kembali infrastruktur yang rusak.


C. Langkah Dalam Menyelematkan Bumi



1.      Kurangi konsumsi daging. Laporang PBB yang dirilis November 2006, mencatat bahwa 18% dari pemanasan global diakibatkan oleh industri peternakan. Ini lebih besar dibandingkan polusi yang dihasilkan dari gabungan seluruh alat transportasi diseluruh dunia. Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari bahaya kekurangan pangan jika menjadi vegetarian.
2.      Beli produk lokal. Hasil pertanian lokal, selain lebih murah, juga sangat menghemat energi, terutama jika kita menghitug energi dan biaya transportasinya.
3.      Beli produk segar, bukan makanan beku.
4.      Beli dalam kemasan besar. Selain lebih murah, juga hemat sumber daya untuk kemasannya.
5.      Potong makanan dalam ukuran kecil. Ukuran yang lebih kecil akan menghemat energi dalam memasaknya.
6.      Bawa tas belanja sendiri yang bisa dipakai berulang-ulang. Sedapat mungkin kurangi tas plastik, beberapa supermarket besar sudah mengedukasi pelanggan untuk program ini, jadi sambutlah niat baik mereka untuk menyelamatkan lingkungan.
7.       Belanjalah dilingkungan sekitar kita. Akan sangat menghemat biaya trasportasi dan BBM kita.
8.      Kurangi penggunaan AC. Hindari penggunaan suhu maksimal, cukup sampai kita merasa nyaman saja. Kalau perlu gunakan timer, sesuai dengan kebiasaan kita.
9.      Manfaatkan sebanyak-banyaknya penerangan cahaya alam. Gunakan warna terang di tembok, genting kaca di plafon, maksimalkan pencahayaan melalui jendela.
10.  Gunakan lampu hemat energi.
11.  Kurangi waktu kita untuk membuka kulkas. Untuk setiap menit kita membuka lemari es, akan diperlukan 3 menit energi full untuk mengembalikan suhu kulkas ke suhu yang diinginkan.
12.   Jangan menggunakan listrik untuk penerangan, kecuali jika benar-benar dibutuhkan. Jika sudah selesai, matikanlah.
13.  Gunakan pemanas air tenaga surya. Mahal di awal, namun dalam jangka panjang akan menghemat pengeluaran listrik/gas anda.
14.  Hindari posisi stand by pada peralatan elektronik kita. Cabut kabel dari colokannya.
15.  Pakai baterai isi ulang untuk peralatan elektronik kita.
16.  Pergunakan air dingin, bukan air panas.
17.  Tanamlah tanaman sebanyak mungkin di kebun kita untuk mengurangi karbondioksida. Jika tidak tersedia lahan tanah, gunakan pot.
18.   Kurangi pemakaian pupuk yang mengandung zat kimia atau penyalahgunaan pestisida.
19.   Pergunakan bahan kimia untuk tanaman herbisida dan fungisida seefisien mungkin.
20.  Mulailah menanam tanaman dengan teknik hidroponik (ditanam tanpa menggunakan tanah) dan hanya memberi gizi secukupnya di dalam air.
21.   Jangan membakar apa saja, bahkan rokok.
22.  Jika kita menghentikan kendaraan dalam waktu yang tidak lama, jangan matikan mesin kendaraan kita.
23.  Meminimalisir penggunaan styrofoam (gabus sintetik) untuk bungkus makanan.
24.  Lihat dan periksa kembali jika kita menggunakan aerosol, cat, AC, apakah mengandung khlorofluorokarbon (CFC).
25.  Jangan membeli barang yang langsung dibuang sesudah dipakai sekali, jika ada barang sejenis yang dapat dibeli sebagai investasi jangka panjang.
26.  Belilah produk yang kita sukai sehingga produk tersebut tidak perlu diganti sampai benar-benar rusak dan tidak bisa dipakai kembali.
27.  Cobalah untuk tidak memiliki barang yang hanya memiliki nilai estetika saja.
28.  Berhati-hati dengan barang plastik yang kita beli karena ada beberapa jenis plastik tidak dapat di daur ulang.
29.   Pergunakan air sehemat mungkin untuk mencuci dan menyiram kebun kita.
30.  Pisahkan sampah yang dapat di daur ulang dan tidak.
31.  Jangan membuang sampah kedalam saluran air, terusan air, sungai dan laut.
32.  Jangan gunakan bahan kimia terutama bahan detergen dan pembersih yang mengandung phospat.
33.  Pastikanlah agar keran bekerja dengan baik dan pergunakan pancuran yang mengalir pelan.
34.  Periksa pembilas toilet berada dalam keadaan baik untuk menghindarkan pembilasan yang tidak perlu.
35.   Pergunakan sepeda, jika jarak yang ditempuh relatif dekat.
36.  Pilih kendaraan yang menggunakan bahan bakar paling efisien.
37.  Gunakan kertas lebih sedikit. Pergunakan dibalik kertas yang telah terpakai untuk kebutuhan internal.Maksimalkan penggunaan email dan internet untuk pembuatan laporan.
38.  Pastikan rumah kita memiliki sirkulasi udara yang baik. Ini sangat penting agar energi dan racun sekitar kita cepat bersih.
39.  Untuk kesegaran ruangan, tempatkan tumbuhan yang bisa hidup didalam ruangan. Ini akan sangat membantu kesegaran lingkungan kita.
40.  Pelajari lagi mengenai usaha mengatasi pemanasan global, motivasi diri kita, kemudian jadilah pendorong bagi teman-teman kita…




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
      Masalah bumi adalah masalah global. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh hewan yang bermigrasi, tanaman-tanaman yang mati, atau sungai yang kekeringan, namun juga oleh manusia. Dampaknya tidak hanya mempengaruhi benua Asia saja, atau benua Eropa saja, namun mempengaruhi satu bumi kita. Perubahan iklim terjadi di seluruh belahan dunia, dengan kasus yang berbeda-beda. Berbagai kasus telah memberikan dampak yang cukup besar bagi kelangsungan hidup manusia. Di wilayah utara, terjadi pencairan es kutub yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut di berbagai negara. Kenaikan air laut ini merenggut permukiman penduduk yang berada di wilayah pesisir. Di Afrika, bencana kekeringan dan banjir dapat terjadi di tempat yang sama hanya dalam jarak waktu satu bulan saja. Hal ini menyebabkan terjadinya kelaparan masal dan masalah ekonomi. Sementara itu di Asia, banjir-banjir yang terjadi menimbulkan masalah baru, yaitu minimnya ketersediaan air bersih. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia ikut merasakan dampak perubahan iklim. Sejauh ini, kita, masyarakat Indonesia, dapat memperoleh kebutuhan pangannya dari lahan-lahan yang subur untuk tanaman pangan. Namun, dengan keadaan iklim yang tidak menentu, sektor pertanian di Indonesia terancam mengalami penurunan hasil produksi. Hasil tanaman pangan akan lebih sulit dipanen tepat waktu. Pun jika hasil pangan bisa dihasilkan dalam waktu yang sesuai dengan kondisi iklim normal, kemungkinan besar harga pangan akan naik. Hal ini disebabkan adanya usaha lebih untuk memproduksi hasil pangan tersebut, misalnya penggunaan air yang meningkat karena tidak ada air hujan. Masalah ini tidak hanya soal ekonomi, namun juga kemungkinan akan menimbulkan wabah kelaparan bagi mereka yang kurang mampu.
      Selain itu, perubahan iklim juga mengirimkan berbagai cuaca yang tidak menyenangkan – entah itu badai atau panas terik – yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan masyarakat Indonesia. Musim pancaroba yang tidak kunjung usai membawa beragam jenis penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pernapasan. Belum cukup sampai di situ, perubahan iklim yang mengirimkan banjir besar juga sukses melumpuhkan Indonesia. Bencana banjir yang melanda beberapa daerah di Indonesia telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan menghambat aktivitas masyarakat. Tak ayal, beberapa pihak bahkan kehilangan tempat tinggalnya sehingga perlu diungsikan.
      Setiap masalah pasti bisa dicari solusinya, begitu pula dengan perubahan iklim. Meskipun ada konspirasi alam semesta dalam terjadinya bencana alam, namun tak bisa dipungkiri kalau manusia juga berkontribusi, melalui berbagai aktivitasnya yang ternyata sebagian besar memberi dampak buruk pada alam. Karena itulah dalam menghadapi perubahan iklim, manusia perlu melakukan tindakan adaptasi. Tidak hanya bertindak reaktif, namun juga antisipatif.     

B. SARAN
Ada banyak usaha yang bisa dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap masa depan bumi kita. Bisa berupa hal-hal besar, bisa juga berupa hal-hal kecil seperti perubahan perilaku sehari-hari. Tentu saja, jika dilakukan oleh masyarakat banyak, usaha ini akan memberi dampak yang signifikan.




DAFTAR PUSTAKA
gugelroom.com/20-fakta-mengerikan-mengenai-masa-depan-bumi-dan-manusia/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar